Selasa, 01 Oktober 2013

ANC (antenatal care ) atau pemeriksaan kehamilan

Menurut Manuaba (2008) dalam asuhan keperawatan (ASKEP), pemerikasaan Antenatal Care (ANC) adalah pemerikasaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semanjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosisi kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Syaifuddin, 2005 dalam Harnany, 2006).

1.      Tujuan ANC

Menurut Depkes RI (2004), tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Adapun tujuan umum ANC menurut Muchtar (2005) dalam Febriani (2010), adalah sebagai berikut:

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial ibu dan bayi.
Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Wiknjosastro (2005), tujuan khusus ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

2.      Jadwal Pemerikasaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu, yaitu sampai dengan kehamilan trimester I (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Hanafiah, 2006).

3.      Pelayanan Antenatal

Menurut Depkes (2009), pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh profesional (dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukut tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

Konsep Pemeriksaan Antenatal
Menurut Depertemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan:

1)      Anemnese: meliputi identitas ibu hamil, riwayat KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.

2)      Pemeriksaan mum: meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kedidanan.

3)      Pemerisaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa.

4)      Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (Fe).

5)      Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan payu dara dan ASI, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

Menurut Muchtar (2005), pelayanan Antenatal meliputi:

1)      Trimester I: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3 bulan pertama usia kehamilan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi) disebut juga K1 (kunjungan pertama ibu hamil).

2)      Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur kehamilan 4-6 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T  (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi).

3)      Trimseter III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali pada umur kehamilan 7–9 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi), disebut juga K4 (kunjungan ibu hamil ke empat).

Kunjungan Ibu Hamil
Menurut Depkes RI (2002) dalam Pasaribu (2005), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan kehamilan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dlakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

1)      Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan kesehatan trimester I dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu, meliputi identitas/ biodata, riwayat kehamilan, riwayat kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.

2)      Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemerisaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan >32 minggu, meliputi anamnese, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, diagnosis akhir (kehamilan normal, terdapat penyakit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selaman masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut:

Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12minggu.
Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24 minggu.
Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.
Dengan pelayanan yang baik, dapat diidentifikasi kehamilan beresiko tinggi dan dilanjutkan dengan perawatan khusus. Pelayanan antinatal yang berkualitas dan dilakukan sedini mungkin secara teratur akan membantu pengurangan resiko terhadap kejadian anemia. Secara ringkas pelayanan antinatal minimal 4 kali salama kehamilan, yaitu: 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II. Dan 2 kali pada trimseter III untuk mendapatkan pelayanan 5T (Depkes RI, 1994).


Pelaksanaa pelayana antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).

Minggu, 29 September 2013

Makalah Pengambilan Sampel Secara Acak (Random)





PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK (RANDOM)
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biostatistik
 Pengampu Priyanto,SKM



Description: G:\AKBIDWARNA.jpg
 










DISUSUN OLEH :
1.       KHOIRUL HAYATI
2.       KHOIRUNNISA R
3.       KHUZAEMAH NA
4.       YUTIKA FICHRIYANA


AKADEMI KEBIDANAN AN NUR PURWODADI
TAHUN AJARAN 2013 / 2014




KATA PENGANTAR


      Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “METODE PENGAMBILAN SAMPEL SECARA RANDOM (ACAK)”,walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
    Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman- teman dalam hal ini mahasiswi jurusan kebidanan dalam rangka pemahaman yang lebih seksama dari materi yang disajikan.
    Dalam materi ini disajikan secara ringkas hal- hal yang perlu diketahui yang berkaitan dengan materi yang disajikan. kami sangat menyadari bahwa apa yang disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun kami yakin bahwa  materi ini akan sangat bermaanfaat bagi para teman-teman guna membantu kelancaran dan kemudahan dalam memahami materi yang disajikan. kami senantiasa akan berupaya memperbaiki makalah ini sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna penyempurnaan makalah ini.
   Demikianlah yang dapat saya sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

                                                                                    Purwodadi,25 September 2013


                                                                                                              Penulis







                                                                                                                                   
ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C.     Tujuan penulisan....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengambilan Sampel................................................................................ 4
B.     Metode Pengambilan Sampel secara random........................................... 5   
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................... 9
B.     Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10






                                                                                                                                                iii
 





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada hakekatnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mengemban tiga tugas pokok yang lebih dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh sivitas akademika. Ketiga dharma tersebut adalah: pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian, dan melakukan pengabdian pada masyarakat..
Sebelum seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya harus menyusun rencana penelitian, yang dikenal dengan usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari proposal penelitian tersebut adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan dilakukan peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian, sampai pada perencanaan anggaran (jika diperlukan).
Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan secara populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Lebih lanjut Riduan dan Akdon (2006:240) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan sampel antara lain (1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih efisien, (3) lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan (4) lebih efektif. Dari berbagai alasan di atas, sangat beralasan jika penelitian dilakukan hanya terhadap sampel saja.
Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua karakteristik dari  populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya.
Dan populasi ini ialah Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 1997:59). Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara jelas yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diketahunya ukuran populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya ukuran sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi.
Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003: 53) mengatakan bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya,serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut:
1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya.
4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
Penarikan sampel secara random berdasarkan banyaknya langkah yang harus ditempuh dapat dibagi atas 2 kategori, yaitu : simple random sampling dan multistage random sampling. Simple random sampling adalah teknik sampling yang hanya memerlukan cukup 1 tahapan dalam penarikan sampel. Sedangkan multistage random sampling adalah teknik sampling yang memerlukan minimal 2 tahapan penarikan sampel. Teknik sampling yang termasuk kategori simple random adalah simple random dan systematic random sampling. Sedangkan yang termasuk kategori multistage random adalah stratified random sampling, cluster random sampling dan kombinasi antara keduanya.
Supaya sampel yang dijadikan penelitian representatif, maka diperlukan jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian. Dalam penentukan ukuran sampel dapat dilakukan dengan  dua cara yaitu cara praktis (tidak menggunakan rumus atau hitungan) dan cara perhitungan dengan menggunakan rumus. Banyak sekali model rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimum, salah satunya rumus empiris dianjurkan oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi (2004:55)


B.     Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita ketahui  bahwa dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua karakteristik dari  populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya dan harus sesuai dengan metode pengambilan sampel seperti metode pengambilan sampel secara random.

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1.Tujuan Umum
a)  Untuk menambah pengetahuan
b)  Dapat mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat
2.Tujuan khusus
a)   Dapat memberikan informasi tentang pengambilan sampel dalam metode penelitian yaitu pengambilan sampel secara random.
b)   Dapat menjadi refrensi bagi penulis dan tenaga medis dalam mengambil  sampel pada suatu penelitian.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengambilan Sampel
Pengambilan (Simple Random Sampling) sampel acak sederhana adl suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yg membentuk populasi diberi kesempatan yg sama utk terpilih menjadi sampel. Cara ini sangat mudah apabila telah terdapat daptar lengkap unsur-unsur populasi.
Pengambilan sampel acak yg dilakukan sesuai prosedur sama sekali bukan jaminan bahwa suatu sampel akan menjadi representasi sempurna dari populasi krn bisa saja terjadi pengambilan sampel secara random dalam kenyataan menghasilkan suatu sampel yg unik akan tetapi perlu pengambilan sampel secara acak harus dipahami dalam konteks proses kemungkinan apabila sampel acak diambil dari suatu populasi secara berulang-ulang maka secara umum seluruh sampel tersebut akan mampu memberikan estimasi yg lbh akurat terhadap populasi demikian juga variabilitas atau kekeliruan dapat diestimasi dan uji signifikansi statistik juga menunjukan probabilitas hasil dgn mempertimbangkan kekeliruan pengambilan sampel (Sampling Error).
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : sampling random (probability sampling) dan  sampling nonrandom (nonprobability sampling). Sampling random yaitu pengambilan sampel secara acak  yang dilakukan dengan cara undian,  atau tabel bilangan acak/random atau dengan menggunakan kalkulator/komputer. Sedangkan  sampling nonrandom  atau disebut juga sebagai incidental sampling, yaitu pengambilan sampel tidak secara acak.
Contoh 
Dari populasi 500 siswa SD DKI akan diambil 70 siswa sebagai sampel. Tanpa mempertimbangkan seorang siswa duduk di SD mana di DKI itu. Jelaskan langkah – langkah yang harus dilakukan oleh peneliti, jika ia menggunakan tabel acak.

Jawab
Cara pengambilannya, yaitu dimulai dengan memberikan nomor urut kepada setiap siswa. Dari nomor 1 sampai dengan nomor 500. Setelah itu dengan menggunakan tabel bilangan acak atau dengan teknik acak yang lain. Diambil sebanyak 70 siswa untuk menjadi anggota sampel dengan cara sebagai berikut :
Menetapkan salah satu halaman secara acak.
(1) Menjatuhkan ujung pensil secara acak di halaman tersebut. Angka terdekat dengan
jatuhnya ujung pensil, jika angka terdekat adalah 3, maka halaman yang pertama
digunakan adalah halaman 3. Jika ternyata tabel itu hanya 2 halaman, dikurangi
angka 3 dengan 2 dan diperoleh hasil 1; artinya pengambilan sampel dimulai dari
halaman (2) Dijatuhkan ujung pensil untuk yang ke dua, untuk menetapkan baris dan kolom
berapa nomor sampel diambil dari tabel halaman 1. Sebelah kanan ujung pensil
untuk menetapkan baris ke- dan sebelah kiri ujung pensil untuk menetapkan kolom
ke-. Misalkan ujung pensil jatuh di antara 35 dan 11.
(3) Dengan hasil langkah ketiga itu, nomor sampel diambil dari kolom 35 dan baris 11
pada tabel halaman 1. Dengan petunjuk itu maka didapat deretan bilangan 37053.
Mulai dari kelompok angka ini digunakan 3 angka saja, berjalan ke atas dan ke
bawah sampai kebutuhan–kebutuhan jumlah 70 terpenuhi.
(4) Dengan cara ini nomor sampel yang terambil adalah 775, 476, 793, 889, 688, 348,
126,633,110,738,dan seterusnya sampai diperoleh 70 nomor.


B.       Metode Pengambilan dan Pengolahan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel:
ü Pengambilan Sampel Secara Acak
1. Simple random sampling
Yang dimaksudkan dengan pengambilan sampel acak sederhana adalah pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel,
Sistem pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian atau tabel angka random. Tabel angka random merupakan tabel yang dibuat dalam komputer berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara pemilihannya dilalukan secara bebas. Pengambilan acak secara sederhana ini dapat menggunakan prinsip pengambilan sampel dengan pengembalian ataupun pengambilan sampel tanpa pengembalian. Kelebihan dari pemngembilan acak sederhana ini adalah mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel, dan kemampuan menghitung standard error. Sedangkan,kekurangannya adalah tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara tepat.
Contoh:
Sebuah populasi yang terdiri dari 12 orang dan disusun dalam bentuk abjad A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L.
Bila dari populasi tersebut diambul 2 orang  sebagai sampel maka akan diperoleh kombinasi sebagai berikut.
AB, AC, AD, AE, AF, AG, AH, AI, AJ, AK, AL, BC, BD, BE, BF, BG, BH, BI, BJ, BK, BL, CD, CE, CF, CH dan seterusnya sebanyak 66 buah kombinasi sampel.
Berdasarkan kombinasi tersebut, A mempunyai peluang untuk diambil sebagai sampel sebanyak 11 kali, demikian pula dengan B, C, D, E dan seterusnya.
Dengan demkian, setiap unit mempunyai peluang 11/66 atau 1/6. Secara umum, bila diambil sampel sebanyak n dari populasi N maka peluang setiap unit untuk diambil sebagai sampel adalah n/N.
2. Stratified random sampling
Stratified random sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata dimana setiap strata adalah homogen.
Sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih tepat dalam menduga populasi karena variasi pada populasi dapat terwakili oleh sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah harus memiliki informasi dan data yang cukup tentang variasi populasi penelitian. Selain itu, kadang-kadang ada perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata.
Contoh:
Seorang direktur rumah sakit ingin mengetahui prestasi kerja tenaga kesehatan dan diukur berdasarkan kepatuhan dalam menggunakan prosedur tetap dalam memberikan pelayanan kepada penderita.
Untuk itu, 36 rang tenaga kesehatan sebagai populasi dibagi menjadi 4 kelompok berdasrakan prestasi kerja tahun yang lalu. Masing-masing kelompok terdiri dari 9 orang dengan prestasi kerja yang hampir sama dan terdapat perbedaan antar kelompok kemudian pada setiap kelompok diambil 8 orang sebagai sampel hingga diperoleh sampel sebanyak 32 orang.
3. Multstage random sampling
Pengambilan sampel yang membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya.
Cara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel secara acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian sampelnya.
Contoh:
Akan diadakan  penelitian tentang pola pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh penduduk sebuah kota.
Kota tersebut merupakan populasi studi dengan RT sebagai unit sampel dan kelurahan sebagai PSU.
Dari jumlah PSU tersebut diambil sampel dengan cara acak sederhana kemudian sam[pel kelurahan dibagi menjadi RW dan diambil sampelnya.
Selanjutnya, dari sampel RW diambil sambil RT dan semua penduduk dewasa dalam RT tersebut merupakan sasaran penelitian.
4. Systematic random sampling
Pengambilan sampel acak sistematik dilakukan bila pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interal tertentu.
Besarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi populasi (N) dengan jumlah sampel yang diinginkan (n) atau i=N/n.
Sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang interval tertentu secara berurutan. Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel dari 5000 populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya 1/5. Diambil satu angka dari interval pertama antara angka 1-5, dan dilanjutkan dengan pemilihan angka berikutnya dari interval selanjutnya.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; referensi tanpa isi harus memiliki nama.
5. Cluster Random sampling
Pengambilan sampel acak kelompok dilakukan bila kita akan mengadakan suatu penelitian dengan mengambil kelompok unit dasar sebagai sampel.
Sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya.  Setiap area memiliki jatah terambil yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu.
Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih yang dilakukan secara random.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah : (1) dapat mengambil populasi besar yang tersebar diberbagai daerah, dan (2) pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan teknik lainnya. Sedangkan kelemahannya ialah (1) jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu teknik ini tidaklah sebaik teknik lainnya; (2) ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi anggota rangkap sampel penelitian.
6. Probability Proporsionate to Size
Pengambilan sampel dengan cara PPS ini merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan PSU besar yang dilakukan secara proporsiona

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan
Pengambilan (Simple Random Sampling) sampel acak sederhana adl suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yg membentuk populasi diberi kesempatan yg sama utk terpilih menjadi sampel. Cara ini sangat mudah apabila telah terdapat daptar lengkap unsur-unsur populasi.
Penarikan sampel secara random berdasarkan banyaknya langkah yang harus ditempuh dapat dibagi atas 2 kategori, yaitu : simple random sampling dan multistage random sampling. Simple random sampling adalah teknik sampling yang hanya memerlukan cukup 1 tahapan dalam penarikan sampel. Sedangkan multistage random sampling adalah teknik sampling yang memerlukan minimal 2 tahapan penarikan sampel. Teknik sampling yang termasuk kategori simple random adalah simple random dan systematic random sampling. Sedangkan yang termasuk kategori multistage random adalah stratified random sampling, cluster random sampling dan kombinasi antara keduanya.
C.       Saran
Agar menambah pengetahuan bagi para pembaca dan memberikan wawasan biostatistik khususnya pada pengambilan sampel secara random sampling (acak).











DAFTAR PUSTAKA
Ken Black (2004). Business Statistics for Contemporary Decision Making (Fourth (Wiley Student Edition for India) ed.). Wiley-India. ISBN 978-81-265-0809-9.
2.      Arikunto, Suharsimi.  (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Yogyakarta : Rineka Cipta.
3.      Nasution. (2003). Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung : Jemmars.
4.      Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
5.      Sugiyono. (1997).  Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
6.      Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara